Diposting oleh
Fadlan Rizqi
pada tanggal
amalan memudahkan rezeki
Prof. Dr. KH. Abdul Ghofur
sunan drajat
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Setelah
memaparkan beberapa hal yang menjadi latar belakang penelitian, teori yang
manjadi penguat penelitian serta kaidah penelitian yang diaplikasikan,
selanjutnya pada bab ini akan membeberkan terkait hasil yang diperoleh dari
penelitian. Nantinya hasil dari penelitian akan dibeberkan berlandaskan hasil
dari wawancara, observasi serta dokumentasi. Sedangkan pada tahap pembahasan
diperoleh melalui hasil penghimpunan data via studi observasi lapangan,
wawancara, dan dokumentasi serta diskusi yang fokus mengarah pada masalah yang
diteliti. Pada bab ini, nantinya akan menjelaskan dan mengungkap hasil
wawancara dengan responden serta hasil dari observasi lapangan pada bulan Mei
hingga bulan Juni 2023 yang bertempat di wilayah PPN Brondong dan sekitarnya,
mengenai peran PPN Brondong terhadap peningkatan
ekonomi maritim serta potensi dan realisasinya.
Pada tahap analisa yang dilaksanakan oleh peneliti ialah
melakukan pembuatan beberapa pertanyaan guna wawancara, menghimpun data, serta
melaksanakan analisa data yang didapat. Guna untuk mengerti peran PPN Brondong
terhadap peningkatan ekonomi maritim serta potensi dan realisasinya, pertama
yaitu melakukan pembuatan beberapa pertanyaan guna wawancara terkait Faktor yang mempengaruhi pendapatan nelayan, Peran PPN Brondong pada sektor ekonomi maritim,
Potensi dan realisasi ekonomi maritim dari PPN
Brondong. Untuk responden utama, peneliti melakukan wawancara dengan 1
pihak pada staf bidang operasional PPN Brondong dan 3 nelayan PPN Brondong.
Analisa ini
difokuskan terhadap peran PPN Brondong terhadap
peningkatan ekonomi maritim serta potensi dan realisasinya yang dihubungkan
dengan komponen rumusan masalah. Pada hal ini langkah analisa yang dipakai
ialah metode penghimpunan data, yang mana didalamnya ada dua yaitu dengan studi
literatur serta studi lapangan.
Agar
nantinya penelitian ini dapat berjalan dengan baik serta data yang didapat
lebih valid, peneliti melacak responden tambahan melalui wawancara dengan
mendalam guna untuk mendapatkan informasi yang lebih valid. Selain itu juga,
peneliti juga melaksanakan wawancara dengan responden pendukung guna untuk
mendapat tambahan data terkait peran PPN Brondong
terhadap peningkatan ekonomi maritim serta potensi dan realisasinya.
Oleh karena
itu, guna kegiatan wawancara nantinya dapat tertata serta terorganisasi dengan
baik, peneliti memetakan kedalam dua bahasan yang diantara lain :
a. Hasil
penelitian
b. Pembahasan
Pada tahapan berikutnya, peneliti
melaksanakan kegiatan observasi. Langkah-langkah observasi yang dilaksanakan
oleh peneliti ialah sebagai berikut :
a.
Datang ke lokasi PPN Brondong.
b.
Datang ke TPI, pelabuhan dan kios sekitar.
c.
Mengerti faktor yang mempengaruhi
pendapatan nelayan.
d.
Mengetahui peran PPN Brondong pada sektor
ekonomi maritim.
e.
Datang ke kantor staf operasional PPN
Brondong.
f.
Mengerti potensi dan realisasi ekonomi
maritim dari PPN Brondong.
Kemudian
peneliti melangsungkan analisa data seperti berikut :
a.
Menghimpun data, dilaksanakan dengan
metode dokumentasi maupun pendalaman pustaka guna mendapat data primer serta
sekunder. Selanjutnya pendalaman melalui pelaksanaan observasi serta mengamati
informasi yang ada di Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong.
b.
Reduksi data, di bagian ini peneliti
melakukan penghimpunan semua informasi yang dibutuhkan mengenai peran PPN Brondong terhadap peningkatan ekonomi maritim
serta potensi dan realisasinya.
c.
Penyajian data, kemudian dari gambaran
penyajian data nantinya dapat mempermudah peneliti dalam melakukan pemahaman
fakta dan kejadian yang terjadi serta merancang kegiatan terhadap penelitian peran
PPN Brondong terhadap peningkatan ekonomi maritim serta potensi dan
realisasinya.
d.
Menarik kesimpulan/verifikasi, selanjutnya
ialah tahapan yang terakhir yakni memverifikasi yang berlandaskan hasil dari
reduksi, interpretasi serta menyajikan data. Nantinya dari fase ini akan
dihasilkan sebuah kesimpulan guna menanggapi hasil dari penelitian peran PPN Brondong terhadap peningkatan ekonomi maritim
serta potensi dan realisasinya. Kesimpulan yang disampaikan pada bagian
awal nantinya akan ditopang oleh bukti atau data yang kuat pada saat peneliti
menghimpun data lagi di lapangan, maka kesimpulan yang disampaikan dapat dikatakan
sebagai kesimpulan yang teruji dan valid.
Data yang didapat dari lapangan,
kemudian dilaksanakan analisa lewat beberapa langkah antara lain :
a.
Langkah pertama menghimpun data :
informasi yang telah dipilah kemudian dirangkai dalam wujud narasi, sehingga
nantinya berwujud urutan informasi yang berarti menurut permasalahan dari
penelitian. Hasil yang didapatkan dari pengamatan
lapangan serta wawancara mendalam akan dirangkai menurut rumusan masalah
mikro yang telah ditentukan. Maka dari itu setiap data yang diperoleh akan
diurutkan sesuai apa yang dibutuhkan dalam rumusan masalah yang tertera.
b.
Langkah kedua reduksi data :
mengkategorikan data yakni melaksanakan penghimpunan data yang penting yang
sesuai terhadap masalah pada penelitian, kemudian data akan digolongkan sesuai
topik permasalahan. Hasil yang didapatkan dari pengamatan lapangan serta
wawancara mendalam akan digolongkan sesuai siapa yang memberi pemaparan data
tersebut.
c.
Langkah ketiga penyajian data :
melaksanakan kegiatan pemahaman data dari apa yang telah diinterpretasikan
responden terhadap permasalahan yang diteliti. Setelah data dihimpun
selanjutnya akan dikategorisasikan sesuai dengan responden yang menyatakan dan
rumusan masalah yang sudah disejajarkan. Nantinya data yang telah disejajarkan
akan dipaparkan dengan rapi agar memudahkan pembaca dalam memahami.
d.
Langkah keempat menarik kesimpulan
(verifikasi) : pemungutan kesimpulan berlandaskan daftar narasi yang telah
diurutkan pada langkah ketiga, sehingga nantinya bisa mendukung jawaban
terhadap masalah dari penelitian. Setelah seluruh data diurutkan secara rapi
makan melaksanakan pembahasan yang nantinya mewujudkan sebuah kesimpulan
terkait masalah yang sedang diteliti.
Data yang telah dihimpun oleh
peneliti kemudian dilakukan uji, guna untuk mengecek keabsahan data tersebut.
Dalam hal ini peneliti memakai 3 teknik triangulasi, yaitu triangulasi sumber,
metode, dan teori.
a.
Triangulasi sumber
Triangulasi
sumber ialah proses validasi kembali berbagai data yang telah didapat dari
pihak responden/informan melalui menyoalkan keabsahan informasi data terhadap
satu responden/informan dengan responden/informan lain. Dalam kasus ini
peneliti menetapkan beberapa responden/informan pelengkap untuk memvalidasi
keabsahan informasi dari responden utama.
b.
Triangulasi metode
Triangulasi
metode ialah sebuah cara yang mengaplikasikan validasi dari hasil sebuah
penelitian melalui metode penghimpunan data yang berbeda yaitu wawancara,
observasi serta dokumentasi, yang nantinya bisa
dapat diakui kebenaran datanya.
c.
Triangulasi teori
Triangulasi
teori menurut pandangan menyebutkan, bila fakta yang ada tidak bisa diusut
tingkat tumpuan, pengakuan serta kepastiannya hanya dengan sebuah teori maupun
lebih, serta mampu dikerjakan melalui uraian banding (rival explanation).
4.1 Deskripsi PPN Brondong
A. Sejarah
PPN Brondong
Peneliti melakukan kegiatan
observasi dan pengamatan di lokasi
PPN Brondong. Karena seperti yang
diketahui PPN Brondong merupakan tempat aktivitas bongkar muat kapal ikan serta
tempat untuk memasarkan ikan hasil tangkapan para nelayan.
Pelabuhan Perikanan Nusantara
Brondong (PPNB) sendiri berdiri sejak zaman Hindia-Belanda, namun pada saat itu
hanya masih berupa pusat pendaratan ikan hasil tangkapan nelayan. Pada tahun
1936 tepat di perairan Brondong, terjadi sebuah peristiwa yang hingga saat ini
masih populer yaitu peristiwa tenggelamnya kapal ‘Van Der Wijck’ milik
dari perusahaan yang bernama Koninklijke Paketvaart Maatschappij.
Amsterdam-Belanda. Pada saat kejadian itu membuat para nelayan sekitar Brondong
dan Blimbing berbondong-bondong menyelamatkan para penumpang serta awak kapal
yang akhirnya dapat terselamatkan.
Dari kejadian ini, pemerintah
Hindia-Belanda pada saat itu mendirikan sebuah monumen di halaman kantor untuk
mengenang peristiwa tersebut serta menghormati jasa para nelayan yang telah
menyelamatkan seluruh korban. Singkat cerita pada tahun 1978, PPN Brondong yang
awalnya hanya sebuah tempat pendaratan ikan biasa statusnya berubah menjadi
Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) saat itu karena diambil alih oleh pemerintah
pusat, karena selepas kejadian 1936 hingga tahun itu hasil tangkapan nelayan
terus meningkat pesat. Hingga akhirnya di tahun 1987, PPP Brondong resmi
berganti menjadi Unit Pelaksana Teknis (UPT) PPN Brondong (type B) setelah
memperoleh izin pengembangan pelabuhan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan
Laut, Departemen Perhubungan melalui Surat Keputusan Direktur Jenderal
Perhubungan Laut No. B. IX-22 CY/PP 72 tanggal 3 November 1986 dan Surat
Keputusan Menteri Pertanian No. 428/KPTS/410/1987 tanggal 14 Juli 1987.
B. Lokasi
PPN Brondong
Pelabuhan Perikanan Nusantara
Brondong (PPNB) bertempat di JL. PPDI Jompong, Brondong, Kabupaten Lamongan,
Jawa Timur.
C. Visi
dan Misi PPN Brondong
VISI
“
Terwujudnya Perikanan Tangkap yang Maju dan Berkelanjutan serta Masyarakat
Perikanan Tangkap Yang Mandiri dan Sejahtera” untuk mewujudkan “Indonesia Maju
Yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong ”
MISI
Ø Misi
1. Peningkatan Kualitas Manusia Indonesia
•
Penumbuhan Kewirausahaan Masyarakat
Perikanan Tangkap
•
Penguatan Kesetaraan Gender dan
Pemberdayaan Masyarakat Perikanan Tangkap Perempuan
Ø Misi
2. Struktur Ekonomi Yang Produktif, Mandiri, dan Berdaya Saing
•
Peningkatan Nilai Tambah dari Pemanfaatan
Infrastuktur Perikanan Tangkap
•
Melanjutkan Revitalisasi Industri
Perikanan Tangkap dan Infrastruktur Pendukungnya untuk Menyongsong Revolusi
Industri 4.0
Ø Misi
4. Mencapai Lingkungan Hidup Yang Berkelanjutan
•
Mitigasi Perubahan Iklim terhadap
Ekosistem Sumber Daya Perikanan
•
Penegakan Hukum dan Rehabilitasi
Lingkungan Hidup Sumber Daya Perikanan
Ø Misi
8. Pengelolaan Pemerintahan yang Bersih, Efektif, dan Terpercaya
•
Reformasi Birokrasi Ditjen Perikanan
Tangkap
D. Tujuan
dan Sasaran
Memaparkan
misi dari Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, dalam menjalankan tugas dan
fungsi guna menciptakan tujuan dari pembangunan perikanan tangkap, PPN Brondong
melakukan 5 (lima) tindakan diantara lain :
1. Pengelolaan Kapal Perikanan, Alat Penangkapan
Ikan dan Pengawakan Kapal Perikanan.
2. Pengelolaan Pelabuhan Perikanan.
3. Pengelolaan Perizinan dan Kenelayanan.
4. Pengelolaan Sumber Daya Ikan (SDI).
5. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas
Teknis Lainnya Ditjen Perikanan
Tangkap
E. Fasilitas
PPN Brondong
Fasilitas yang terdapat pada Pelabuhan
Perikanan Nusantara Brondong digolongkan menjadi 3 (tiga) yang diantaranya
yaitu :
1. Fasilitas
pokok
Pada fasilitas pokok meliputi sarana
perlindungan yang terdiri; pemecah gelombang (breakwater), Reventment serta
Groin. Secara operandi juga dibutuhkan, sarana penambatan seperti halnya
dermaga serta jetty, kemudian sarana lautan pelabuhan seperti halnya kolam
serta alur pelayaran, jalan, drainase, gorong- gorong hingga jembatan beserta
wilayah pelabuhan perikanan itu sendiri. Berikut ialah fasilitas pokok yang ada
di PPN Brondong :
Tabel 4.1 Fasilitas pokok
PPN Brondong di lahan lama
Sumber: Data
Laporan Tahunan 2022 PPN Brondong
Tabel diatas merupakan daftar fasilitas
pokok Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong (PPNB) yang berada di lahan yang
lama. Saat ini lokasi tersebut dialihfungsikan sebagai perum, dan berpindah ke
lokasi yang baru (lahan baru) yang berada di sebelah barat lahan lama.
Kemudian dibawah ini merupakan daftar
fasilitas pokok Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong (PPNB) yang berada di
lahan yang baru. Berikut fasilitas-fasilitas yang ada pada lahan baru dapat
dilihat pada gambar :
Gambar 4.2 Fasilitas
Pokok PPN Brondong di Lahan Baru
Sumber: Data Laporan Tahunan 2022 PPN
Brondong
Pada lahan baru terdapat penambahan
fasilitas serta perbaikan dan dilakukan reklamasi guna memperluas wilayah, agar
dapat menambah beberapa fasilitas yang dapat dioptimalkan.
2. Fasilitas
fungsional
Meliputi sarana jasa kebutuhan
lainnya di lokasi pelabuhan seperti halnya; pertolongan navigasi, jasa
transportasi, stok urgensi sumber energi, pengerjaan pengendalian ikan,
reparasi rajut jala, lokakarya, pengkomunikasian, serta sebagainya. Adapun
fasilitas fungsional yang ada pada Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong
(PPNB) sebagai berikut :
Tabel
4.2 Fasilitas Fungsional PPN Brondong
Sumber:
Data Laporan Tahunan 2022 PPN Brondong
Dari tabel berikut merupakan daftar fasilitas fungsional
Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong (PPNB) yang ada pada lahan lama (perum)
dan lahan baru. Selanjutnya daftar fasilitas fungsional Pelabuhan Perikanan
Nusantara Brondong (PPNB) bagian kedua sebagai berikut :
Tabel
4.3 Fasilitas Fungsional PPN Brondong
Sumber: Data Laporan Tahunan 2022 PPN
Brondong
Adanya
fasilitas fungsional tersebut secara langsung dapat digunakan untuk keperluan
tata usaha pelabuhan perikanan, atau nantinya bisa dimanfaatkan maupun
dijalankan oleh pribadi serta lembaga.
Gambar 4.2 Fasilitas
Fungsional PPN Brondong
Sumber: Data
Laporan Tahunan 2022 PPN Brondong
Berikut diatas ialah gambar-gambar
dari fasilitas fungsional yang ada pada Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong
(PPNB), dari lokasi kantor gedung pelayanan, pintu masuk PPN Brondong,
Pengelolaan Pusat Pemasaran dan Distribusi Ikan (PPDI), kios dan pengepakan
ikan, balai pertemuan nelayan, serta garasi dan ruangan laboratorium.
3. Fasilitas
penunjang
Meliputi sarana penunjang pekerjaan
seperti halnya; asrama teknisi, gardu jaga, asrama kost, MCK, Posyandu, tempat
ibadah, serta tugas lembaga pemerintahan. Pada Pelabuhan Perikanan Nusantara
Brondong (PPNB) terdapat beberapa fasilitas penunjang, diantara lain yaitu :
Tabel 4.4 Fasilitas
Penunjang PPN Brondong
Sumber: Data Laporan Tahunan 2022 PPN
Brondong
Beberapa fasilitas penunjang yang
ada di Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong (PPNB) gunanya dapat menambahkan kesejahterahan
bagi masyarakat nelayan maupun memudahkan bagi masyarakat lain.
F. Struktur
Organisasi UPT. PPN Brondong
Berdasarkan Permen KP Nomor
66/PERMEN-KP/2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis
Perikanan Tangkap, susunan organisasi PPN Brondong terdiri atas :
• Kepala
• Subbagian Umum
• Kelompok Jabatan Fungsional
Adapun struktur organisasi yang ada di
UPT. PPN Brondong sesuai dengan gambar berikut :
Gambar 4.3 Struktur Organisasi UPT. PPN Brondong
Sumber: https://kkp.go.id/djpt/ppnbrondong/page/1334-struktur-organisasi
Pada periode tahun 2022, jumlah pegawai
PPN Brondong berjumlah 63 pegawai yang terdiri dari PNS 45 pegawai (71,43%),
CPNS 2 pegawai (3,17%), PPPK 2 pegawai (3,17%) dan PPNPN 14 orang (22,22%).
Berdasarkan jenis kelamin, pegawai PPN Brondong dominan laki-laki dengan jumlah
48 pegawai (76,19%) dan perempuan 15 pegawai (23,81%). Berdasarkan jabatannya
terbagi menjadi 5 (lima) yaitu jabatan struktural sebanyak 2 pegawai, jabatan
fungsional tertentu sebanyak 27 pegawai, jabatan pelaksana sebanyak 20 pegawai,
pengemudi sebanyak 1 pegawai dan pramubakti sebanyak 13 pegawai.
G. Struktur
Organisasi Seksi Operasional Pelabuhan
Sedangkan pada bagian seksi operasional
pelabuhan terdapat struktur yang menjadi bagian koordinator operasi di
Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong (PPNB). Adapun strukturnya ialah sebagai
berikut :
Gambar 4.4 Struktur Organisasi Seksi Operasional
Pelabuhan
Sumber: https://kkp.go.id/djpt/ppnbrondong/page/2390-struktur-op
Dari gambar tersebut dinyatakan bila bapak
Fanni Al Fanany, S.Pi. sebagai Kepala Subkoordinator Operasional Pelabuhan
Perikanan Nusantara Brondong (PPNB), sekaligus menjadi responden utama pada
penelitian ini. Kemudian dibawahnya terdapat staf/karyawan yang bertugas
menjadi pengelola data serta menjabat pada fungsional tertentu (JFT).
H. Deskripsi
Responden Penelitian
Responden yang
ada pada penelitian ini ditetapkan dari kalangan PPN Brondong yang diantaranya
merupakan staf serta beberapa nelayan yang ada di kawasan PPN Brondong, dimana
mereka secara langsung terlibat dalam roda ekonomi maritim dan turut merasakan
langsung dampak dari adanya Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong (PPNB).
Adapun deskripsi responden disediakan pada tabel dibawah ini :
Nama |
Jenis
Kelamin/usia |
Pendidikan
terakhir |
keterangan |
tanggal |
Lokasi wawancara |
|
1. |
Fanni Al Fanany, S.Pi. |
Laki-laki/42tahun |
S1 |
Staf PPN Brondong, telah bekerja selama 20 tahun
lebih di PPN Brondong |
5 Juni 2023 |
Kantor Staf Operasional UPT. PPN Brondong |
2. |
Laki-laki/27 tahun |
SMA |
Nelayan PPN Brondong, kurang lebih 7 tahun bekerja
sebagai nelayan |
23 Mei 2023 dan 5 Juni 2023 |
PPDI PPN Brondong dan Cafe |
Tabel 4.5 Jadwal Wawancara dengan Responden Utama
Berikut ialah daftar responden utama
dari penelitian ini, yakni Bapak Fanni Al Fanany, S.Pi. sebagai Kepala
Subkoordinator Operasional Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong (PPNB), serta
saudara Irwan Nur Juliansyah sebagai Nelayan PPN Brondong. Serta dibawah ini
juga merupakan responden dari penelitian yang bersifat sebagai pendukung.
Diantaranya ialah Muhammad Safri dan Muhammad Helmi Setiawan, yang keduanya
sebagai Nelayan PPN Brondong.
Tabel 4.6 Jadwal Wawancara dengan Responden Pendukung
No. |
Nama |
Jenis
Kelamin/usia |
Pendidikan
terakhir |
Keterangan |
Tanggal |
Lokasi wawancara |
1. |
Muhammad Safri |
Laki-laki/26 tahun |
SMA |
Nelayan PPN Brondong, kurang lebih 6
tahun bekerja sebagai nelayan |
23 Mei 2023 dan 5 Juni 2023 |
PPDI PPN Brondong dan Cafe |
2. |
Laki-laki/26 tahun |
SMA |
Nelayan PPN Brondong, kurang lebih 6
tahun bekerja sebagai nelayan |
23 Mei 2023 dan 5 Juni 2023 |
PPDI PPN Brondong dan Cafe |
Berikut peneliti akan memaparkan
deskripsi identitas dan dokumentasi responden utama maupun pendukung diantara
lain :
1. Subkoordinator
Bidang Seksi Operasional
Pelabuhan UPT. Pelabuhan Perikanan Nusantara
Brondong,
Bapak
Fanni Al Fanany, S.Pi.
2. Irwan
Nur Juliansyah, Nelayan PPN Brondong yang mengetahui dan merasakan peran PPN Brondong terhadap
peningkatan ekonomi maritim serta potensi dan realisasinya.
3. Muhammad
Safri, Nelayan PPN Brondong yang mengetahui dan
merasakan peran PPN Brondong terhadap peningkatan ekonomi maritim serta potensi
dan realisasinya.
4. Muhammad
Helmi Setiawan, Nelayan PPN Brondong yang mengetahui dan
merasakan peran PPN Brondong terhadap peningkatan
ekonomi maritim serta potensi dan realisasinya.
1. Fanni
Al Fanany, S.Pi. (selaku Subkoordinator Bidang Seksi
Operasional Pelabuhan UPT. Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong)
Fanni Al Fanany, S.Pi. atau biasa dikenal
dengan Bapak Fanni, beliau merupakan kepala Subkoordinator Bidang Seksi
Operasional Pelabuhan UPT. PPN Brondong. Beliau juga menjadi responden utama
dalam penelitian ini karena beliau juga bertugas dalam hal operasional
pelabuhan, input pengumpulan data dan informasi publikasi penyelenggaraan
operasional pelabuhan, publikasi hasil perikanan, pelaksanaan inspeksi bongkar
ikan dan lainnya.
Peneliti melaksanakan kegiatan wawancara
bersama bapak Fanni Al Fanany, S.Pi. pada tanggal 5
Juni 2023 dan saat mendapat izin wawancara, bapak Fanni menyambut peneliti
dengan ramah saat sebelum hingga selesai melaksanakan kegiatan wawancara
terkait peran
PPN Brondong terhadap peningkatan ekonomi maritim serta potensi dan
realisasinya. Sebelumnya peneliti sudah datang untuk melakukan wawancara sejak
bulan Mei, akan tetapi saat itu masih menunggu persetujuan dari Kepala
Pelabuhan yang dimana saat itu beliau sedang dinas luar kota. Saat berdiskusi
bersama bapak Fanni, peneliti juga membicarakan sedikit basa-basi agar lebih
nyaman dalam proses wawancara, tidak hanya itu juga peneliti juga bertanya
terkait kesibukan serta tempat tinggal beliau dan tidak lupa bercanda sesekali
guna tidak tegang saat berbicara.
Gambar 4.5 Responden Utama 1 Bapak Fanni Al Fanany,
S.Pi.
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Gambar tersebut merupakan foto dari Bapak
Fanni Al Fanany, S.Pi. beliau sebagai Kepala Subkoordinator Operasional
Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong (PPNB), foto ini didapat peneliti saat
melakukan wawancara bersama beliau di Kantor Staf Operasional UPT. PPN Brondong
pada 5 Juni 2023.
2. Irwan
Nur Juliansyah (selaku Nelayan PPN Brondong yang telah bekerja selama kurang
lebih 7 tahun)
Identitas responden yang kedua ialah
saudara Irwan Nur Juliansyah, ia salah satu nelayan dari PPN brondong yang
telah lama bekerja di dunia maritim selama kurang lebih 7 tahun. Mas Irwan
(sapaan akrabnya) sudah berpengalaman dalam hal melaut, tentunya ia sangat
mengerti mengenai peran PPN Brondong terhadap peningkatan
ekonomi maritim serta potensi dan realisasinya terutama bagi masyarakat nelayan
sendiri. Ia sendiri merupakan putra daerah asli pesisir tepatnya di daerah
Dengok, yang dimana hidupnya sedari dulu berdampingan dengan lautan. Tentunya
ia tau terkait masalah operasional dalam melaut, faktor yang berpengaruh
terhadap pendapatan hingga peran pelabuhan perikanan ini sendiri bagi kehidupan
nelayan.
Peneliti memilih saudara Irwan Nur
Juliansyah karena ia merupakan bagian dari jalannya ekonomi maritim dari PPN
Brondong. Selain itu juga saudara Irwan juga merupakan teman dari peneliti,
jadi saat melakukan wawancara menjadi lebih mudah karena hubungan peneliti dan
responden bisa dibilang akrab.
Gambar 4.6 Responden Utama 2 Saudara Irwan Nur
Juliansyah
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Gambar tersebut merupakan foto dari
Saudara Irwan Nur Juliansyah. Ia sebagai Nelayan PPN Brondong, foto ini didapat
peneliti saat melakukan wawancara bersama saudara Irwan di PPDI PPN Brondong
dan Cafe pada 23 mei dan 5 Juni 2023.
3. Muhammad
Safri (selaku Nelayan PPN Brondong yang telah
bekerja selama kurang lebih 6 tahun)
Sama halnya dengan saudara Irwan, peneliti
juga mengenal baik saudara Muhammad Safri. Saudara Safri merupakan nelayan PPN
Brondong selama kurang lebih 6 tahun, ia juga teman baik peneliti dan juga
saudara Irwan. Ia juga sempat bercerita terkait bagaimana kondisi disaat
melaut, perhitungan operasional melaut, pendapatan yang dihasilkan dan peranan
PPN Brondong sendiri terhadap kehidupan para nelayan di sana. Responden sendiri
berbicara dengan terbuka, sehingga peneliti lebih mudah dalam memperoleh
informasi.
Gambar 4.7 Responden
Pendukung 1 Saudara Muhammad Safri
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Gambar tersebut merupakan foto dari
Saudara Muhammad Safri. Ia sebagai Nelayan PPN Brondong, foto ini didapat
peneliti saat melakukan wawancara bersama saudara Safri di PPDI PPN Brondong
dan Cafe pada 23 mei dan 5 Juni 2023.
4. Muhammad
Helmi Setiawan (selaku Nelayan PPN Brondong yang telah bekerja selama kurang
lebih 6 tahun)
Responden terakhir ialah saudara Muhammad
Helmi Setiawan, atau biasa kerap dipanggil mas Helmi. Saudara Helmi juga
seorang nelayan PPN Brondong yang telah bekerja mengarungi lautan selama kurang
lebih 6 tahun, ia merupakan teman satu kampung saudara Irwan dan sekaligus
menjadi responden pendukung guna memberi bukti valid hasil dan kesimpulan dari
penelitian.
Mengingat waktu pengalaman melaut,
pastinya saudara Helmi pun juga mengetahui peran PPN Brondong terhadap
peningkatan ekonomi maritim serta potensi dan realisasinya. Dalam wawancara
juga ia memaparkan beberan informasi mengenai masalah yang menyebabkan
fluktuasinya pendapatan, masalah operasional kapal hingga pengaruh penting PPN
Brondong untuk hidup nelayan pada bidang perekonomian. Hal ini menguatkan
keinginan peneliti untuk memilih saudara Helmi, karena ia dapat memberi
informasi lebih terkait kebutuhan data untuk permasalahan dari penelitian.
Gambar 4.8 Responden Pendukung 2 Saudara Muhammad Helmi
Setiawan
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Gambar tersebut merupakan foto dari
Saudara Muhammad Helmi Setiawan. Ia sebagai Nelayan PPN Brondong, foto ini
didapat peneliti saat melakukan wawancara bersama saudara Helmi di PPDI PPN
Brondong dan Cafe pada 23 mei dan 5 Juni
2023.
4.1
Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan
Nelayan PPN Brondong
a. Faktor
pengaruh pendapatan nelayan
Menurut hasil dari wawancara dengan
responden serta melaksanakan pengamatan lapangan, peneliti mendapatkan hasil
dari faktor yang menjadi pengaruh terhadap fluktuasinya pendapatan para
nelayan. Hal ini disampaikan langsung oleh responden yang berprofesi sebagai
nelayan, bila ada beberapa kendala yang menjadi faktor tersebut. Faktor utama
yang menjadi pengaruh ialah musim, sedangkan faktor lain yaitu kerusakan alat
tangkap dan mesin kapal. Dampak tersebut tentu menghambat kegiatan nelayan saat
di laut, dan pastinya akan memakan waktu serta dapat mengurangi jumlah
tangkapan nelayan.
Seperti halnya yang dijabarkan oleh
saudara Irwan yang mengatakan :
“..Faktor
utama yang memengaruhi pendapatan nelayan itu musim mas, selain itu faktor
lainnya adalah kerusakan alat ataupun mesin kapal bermasalah, itu juga bisa
berpengaruh pada hasil tangkap. Untuk kerusakan ini biasanya terjadi saat di
laut, tapi pas di darat kalo rusak bisa seminggu libur gak melaut mas. Paling
parah itu saat musim barat sih, kalau musim barat banyak yang memilih istirahat
atau libur dulu mas, soalnya resiko terlalu besar, namun terkadang ya tetap ada
aja yang masih trabas melaut. Kalau untuk musim timur tetep jalan, tapi
pendapatan tidak semaksimal biasanya..”(dokumentasi wawancara, 23 Mei 2023)”
Dari
hasil yang didapat dari wawancara dan pengamatan di lapangan juga dihasilkan
bahwa pengaruh alam menjadi faktor utama dan alamiah dalam upaya memaksimalkan
hasil sumber daya alam kelautan. Penjelasan dari saudara Irwan ini semakin
mengukuhkan hasil wawancara bersama saudara Safri yang mengutarakan bila :
“..kadang
ya musim, kadang ya faktor mesin. Alatnya juga, pengaruh sama hasil tangkapan
itu mas. Paling ditakuti oleh nelayan itu saat musim barat mas, hampir
istirahat semua kalau musim barat, gak berani melaut soalnya besar resikonya.
Kalau musim timur sih kadang tetep melaut, ya meski kadang penghasilan sedikit
turun..”(dokumentasi wawancara, 23 Mei 2023)”
Maupun
ungkapan dari saudara Helmi sebagai responden pendukung kedua yang makin
membenarkan temuan data, mengucapkan bila :
“..rata-rata
ya faktor musim yang sering mas, dan biasanya alat tangkapnya rusak kadang juga
mesin. Biasanya sekitar satu minggu untuk waktu perbaikan kalau di daratan,
kalau pas melaut sih tergantung juga lumayan makan waktu. Saat musim barat
istirahat mas, bahaya juga itu kalau melaut besar resikonya. Kalau musim timur ya kami biasanya tetap
melaut, Cuma pendapatan turun tapi masih mending dibanding musim barat karena
itu musuhnya nelayan hahaha..”(dokumentasi wawancara, 23 Mei 2023)”
Dari
hasil yang telah dipaparkan oleh peneliti melalui wawancara serta pengamatan
lapangan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong dan sekitarnya menyebutkan
bahwa ketiga responden tersebut bahwa pengaruh pendapatan nelayan cenderung
fluktuaktif yang disebabkan oleh kondisi alam dan human error. Kondisi alam
memang tidak dapat dicegah, karena sudah sebuah penyesuaian alam bila terjadi
adanya fenomena pergantian cuaca dan iklim. Sedangkan pada masalah human error
sendiri masih mungkin bisa ditanggulangi semaksimal mungkin guna untuk
mengoptimalkan kinerja nelayan dalam melaksanakan aktivitas di laut secara
efisien.
b. Operasional
Melaut
Setiap sebelum berangkat untuk
melaut, para nelayan sudah mencukupi masalah operasional. Hal ini bertujuan untuk bekal nelayan saat di
lautan dengan segala kebutuhan yang diperlukan. Jumlah nominal yang dikeluarkan
dalam sekali melaut pun tidak main-main untuk ukuran nelayan dalam kasus PPN
Brondong. Dari hasil yang didapatkan melalui pengamatn serta wawancara,
diperoleh hasil dari ketiga responden, dipaparkan terkait operasional melaut.
Peneliti menanyakan masalah ini pada 3 responden pada penelitian yang dimulai
dari saudara Irwan selaku responden utama. Ia berkata :
“..70
sampai 80 juta mas untuk kapasitas kapal standar. Itu sudah termasuk solar, es
batu, logistik, dan lain-lain. Untuk jumlah penghasilan tergantung hasil
tangkap mas, biasanya kalau waktu sepi (musim barat dan timur) kadang sampai
minus mas..”(dokumentasi wawancara 23 Mei 2023)”
Peneliti juga menanyakan
pertanyaan kepada saudara Safri selaku responden pendukung satu, ia mengatakan
:
“..sekitar
70 jutaan mas, tergantung harga juga. Kan kadang naik turun juga. Masalah
pemasukan dibilang sebanding atau gak ya tergantung jumlah hasil tangkapan mas,
terlebih musim barat dan timur ini pasti banyak turunnya sih.”(dokumentasi
wawancara, 23 Mei 2023)”
Kemudian saudara Helmi sebagai
responden pendukung pun mengatakan demikian :
“..kalo
biaya operasional sih naik turun mas, pernah nyampai 80 juta juga, tapi umumnya
ya sekitar 70 jutaan lah itu sudah termasuk solar, es batu, konsumsi, dan
lainnya. Kalo lagi musim barat sama timur pendapatan ya turun mas, pengaruh
juga sama hasil tangkapan. Kalo pas normal ya alhamdulillah stabil, naik
turunnya sih gak terlalu parah.”(dokumentasi wawancara, 23 Mei 2023)”
Dari hasil yang telah dipaparkan
oleh peneliti melalui wawancara serta pengamatan lapangan di Pelabuhan
Perikanan Nusantara Brondong dan sekitarnya menyebutkan bahwa ketiga responden
tersebut bahwa biaya operasional juga terkadang menjadi pengaruh pendapatan
nelayan, terlebih saat harga kebutuhan operasional sedang naik dan hasil
tangkapan menurun.
Tabel 4.7 Triangulasi Sumber Tujuan Penelitian Pertama
Tujuan Penelitian |
Jawaban
responden |
Pola |
|
Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan
Nelayan PPN Brondong |
Responden
Utama 1 - |
Responden
Utama 2 Faktor
utama yaitu musim, sedangkan faktor lainnya adalah kerusakan alat dan mesin. |
Pengaruh pendapatan nelayan disebabkan
beberapa faktor : ● faktor alam, yaitu pada saat musim
barat dan musim timur. Musim barat (angin kencang dan ombak besar), musim
timur (angin kencang dan ombak tidak terlalu besar) ● Human Error (terlalu memaksa dalam
penggunaan alat dan mesin, pemakaian tidak sesuai kapasitas) ● Alat dan mesin (perawatan mesin kapal
dan alat tangkap kurang maksimal) |
Responden
Pendukung 1 Penyebabnya
ialah musim dan error mesin |
Responden
Pendukung 2 Biasanya
faktor musim, terkadang juga alat dan mesinnya rusak |
Berikut ialah hasil dari triangulasi
sumber dari tujuan penelitian pertama yaitu Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan
Nelayan PPN Brondong. Dari proses penyelesaian masalah, dihasilkan beberapa
pola yang menjadi pengaruh pendapatan nelayan diantara lain adalah : faktor
alam, yaitu pada saat musim barat dan musim timur. Musim barat (angin kencang
dan ombak besar) serta musim timur (angin kencang dan ombak tidak terlalu
besar), Human Error (terlalu memaksa dalam penggunaan alat dan mesin, pemakaian
tidak sesuai kapasitas), dan juga alat dan mesin (perawatan mesin kapal dan
alat tangkap kurang maksimal).
Tabel 4.8 Triangulasi Metode Tujuan Penelitian Pertama
Tujuan
Penelitian |
Metode
Penghimpun Data |
Pola |
|
Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan
Nelayan PPN Brondong |
Wawancara Faktor utama yang menjadi pengaruh pada
pendapatan nelayan ialah faktor musim, sedangkan faktor lainnya yakni
kerusakan alat serta mesin kapal yang terkadang berada di laut. |
Observasi Dari hasil pengamatan yang dilakukan
oleh peneliti, dikatakan bahwa faktor musim mengakibatkan pengaruh yang besar
terhadap pendapatan nelayan, dapat dikatakan bila saat musim barat dan timur
merupakan kendala utama dari masalah ini. Saat musim barat nelayan tidak
pergi melaut karena angin dan ombak sedang besar-besarnya yang dapat
menimbulkan badai (cuaca buruk) yang akhirnya dapat membahayakan keselamatan
nelayan sendiri. Sedangkan saat musim timur angin cukup kencang tetapi ombak
tidak terlalu besar membuat hanya beberapa saja nealayan yang melaut. Faktor
lain ada pada kerusakan yang terjadi pada mesin kapal dan alat tangkap. |
● faktor alam menjadi momok besar bagi
nelayan untuk pergi melaut, pasalnya adanya musim barat dan timur keduanya
berjalan beberapa bulan disetiap tahunnya. ● perlunya perawatan dan perbaikan mesin
kapal serta alat tangkap. |
Berikut ialah hasil dari triangulasi
metode dari tujuan penelitian pertama yaitu Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan
Nelayan PPN Brondong. Dari proses penyelesaian masalah, dihasilkan beberapa
pola yang menjadi pengaruh pendapatan nelayan diantara lain adalah: faktor alam
menjadi momok besar bagi nelayan untuk pergi melaut, pasalnya adanya musim
barat dan timur keduanya berjalan beberapa bulan disetiap tahunnya.
Tabel 4.9 Triangulasi Teori Tujuan Penelitian Pertama
Tujuan
Penelitian |
Hasil Penelitian |
Teori Yang Mendukung |
Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan
Nelayan PPN Brondong |
Pengaruh pendapatan nelayan yang ada
pada PPN Brondong disebabkan oleh faktor musim, kerusakan alat dan mesin. Penyebab tersebut diakibatkan oleh
beberapa faktor yakni : • Kondisi
alam yang memang tidak dapat dihindari. • Human
error • Minim
Pengalaman |
Menurut Ismail (2004), menyatakan bahwa
sebagian besar ssat musim paceklik, hasil tangkapan ikan mengalami penurunan
oleh karena itu nilai jual ikan melonjak dikarenakan jumlah permintaan serta
konsumsi pasti konsisten bahkan melambung. Diantaranya yang menyebabkan
pengaruh pendapatan nelayan ialah aspek non fisik seperti musim/iklim,
pengalaman di laut dan usia nelayan. Sedangkan aspek fisiknya ialah keadaan
lingkungan, teknologi alat tangkap, dan lainnya. |
Berikut ialah hasil dari triangulasi teori
dari tujuan penelitian pertama yaitu Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan
Nelayan PPN Brondong. Dari proses penyelesaian masalah, dihasilkan asumsi yang
selaras dengan permasalahan pada penelitian ini yaitu : Menurut Ismail (2004),
menyatakan bahwa sebagian besar ssat musim paceklik, hasil tangkapan ikan
mengalami penurunan oleh karena itu nilai jual ikan melonjak dikarenakan jumlah
permintaan serta konsumsi pasti konsisten bahkan melambung. Diantaranya yang
menyebabkan pengaruh pendapatan nelayan ialah aspek non fisik seperti
musim/iklim, pengalaman di laut dan usia nelayan. Sedangkan aspek fisiknya
ialah keadaan lingkungan, teknologi alat tangkap, dan lainnya.
4.3 Peran PPN Brondong Pada Sektor Ekonomi
Maritim di Kabupaten Lamongan
a. Pada bidang perekonomian
Pengaruh besar pada perekonomian
membuat tergeraknya sistem-sistem ekonomi di daerah sekitar, pergerakan itu
tidak lain terjadi karena adanya hubungan ekonomi darat dan laut yang berada di
wilayah PPN Brondong. Hal itu dapat dibuktikan dari adanya produksi perikanan
tangkap, fasilitas dan kompetensi bagi para nelayan. Seperti yang diungkapkan
oleh saudara Irwan :
“..sangat
berpengaruh mas, fasilitas sih mas yang semakin memadai, sering dikunjungi
pemerintah juga akhirnya memperluas link penjualan ikan dan tak lain iku
menurutku yang membuat nelayan sini semakin profesional. Tangkapan nelayan
langsung diambil pemborong di TPI mas, baru biasanya dikirim ke pabrik,
restoran, ada juga yang sebagian di lelang kembali di TPI (yang biasanya dibeli
orang-orang)..”(dokumentasi wawancara, 23 Mei 2023)”
Dan
juga saudara Safri menambahkan :
“..dampaknya
besar, memudahkan nelayan juga dalam memasarkan ikan. Hasil tangkapan ada yang
bawa ikannya, dari pemborong-pemborong tersebut biasanya baru didistribusikan
ke pabrik, rumah makan dan ada juga yang dijual di pasar.”(dokumentasi
wawancara, 23 Mei 2023)”
Serta
saudara Helmi menegaskan bahwa :
“..sangat
menguntungkan kami sebagai nelayan, dari sisi fasilitas juga yang semakin baik
sampek penjualan ikan yang semakin mudah dipasarkan. Untuk hasil tangkapan ada
yang dipasarkan di TPI, ada juga yang dibawa pemborong gede, dan agen-agen
kecil gitu..” (dokumentasi wawancara, 23 Mei 2023)”
Selain itu PPN Brondong juga
menyelenggarakan fungsi pengusahaan berupa pelayanan jasa dan pelayanan sewa.
Berdasar pada data laporan tahunan 2022 PPN Brondong, jumlah pendapatan dari
PPN Brondong sebesar Rp. 2.577.621.864,- dan mengalami kenaikan sebesar 42,75%
dibandingkan dengan pendapatan tahun 2021. Bukti ini dapat dilihat :
Tabel 4.10 Pendapatan Pelabuhan Per Bulan
No. |
Bulan |
PNBP (Rp. Juta) |
|
2021 |
2022 |
||
1. |
Januari |
137,75 |
219,66 |
2. |
Februari |
128,47 |
148,44 |
3. |
Maret |
92,7 |
203,55 |
4. |
April |
73,08 |
213,28 |
5. |
Mei |
66,99 |
187,28 |
6. |
Juni |
73,13 |
291,66 |
7. |
Juli |
133,78 |
231,56 |
8. |
Agustus |
147,28 |
205,75 |
9. |
September |
178,36 |
208,32 |
10. |
Oktober |
184,17 |
218,89 |
11. |
November |
251,64 |
201,71 |
12. |
Desember |
338,27 |
247,52 |
Total |
1.805,66 |
2.577,62 |
Sumber: Data Laporan Tahunan 2022 PPN
Brondong
Dari tabel berikut dinyatakan bila
pada tahun 2022 mengalami kenaikan pendapatan yang signifikan dari tahun
sebelumnya, hal ini juga merupakan efek dari terus meningkatnya jumlah hasil
tangkapan, produksi ikan, dan persewaan fasilitas bagi masyarakat nelayan. Jika
nilai-nilai tersebut terus meningkat, bukan tak mungkin bila sistem
perekonomian maritim telah berjalan dengan baik di wilayah PPN Brondong
sendiri.
Pelayanan jasa terdiri dari jasa pas
masuk, jasa tambat, jasa kebersihan kolam pelabuhan, jasa listrik, jasa air,
jasa bengkel dan jasa penumpukan barang. Pelayanan sewa meliputi sewa bangunan,
sewa lahan, dan sewa cold storage.
Dari hasil yang telah dipaparkan
oleh peneliti melalui wawancara serta pengamatan lapangan di Pelabuhan
Perikanan Nusantara Brondong dan sekitarnya menyebutkan bahwa ketiga responden
tersebut bahwa peran PPN Brondong pada perekonomian juga memberi dampak yang
besar dalam menunjang kehidupan masyarakat melalui berbagai pengelompokan
pekerjaan yang secara langsung maupun tidak langsung terhubung dengan
eksploitasi sumber daya alam kelautan.
b. Pada Masyarakat Nelayan
Beberapa hasil dari wawancara
bersama responden memperjelas bila peran PPN Brondong pada sektor ekonomi
maritim sangat besar. Selain itu juga dari hasil pengamatan di lapangan,
peneliti menyimpulkan bagaimana besarnya dampak dari peran PPN Brondong di kehidupan masyarakat nelayan.
Dimulai dari bidang pekerjaan, sarana transaksi barang dan jasa, dan bermacam
pelayanan lain. Anggapan ini dikuatkan oleh perkataan bapak Fanni yang
mengucapkan :
“..PPN
Brondong sebagai pengelola pelabuhan yang diamanahkan oleh Direktorat Jenderal
Perikanan Tangkap untuk mengelola fasilitas dengan baik, yang nantinya dapat
membantu para nelayan untuk lebih profesional, efisien, dan berkembang serta
sesuai tujuan dan visi misi PPN Brondong..”(dokumentasi wawancara, 5 Juni
2023)”
Jawaban ini juga didukung oleh
jawaban saudara Irwan yaitu :
“..wah
kalau sebelum ada TPI saya belum lahir mas hehe, kalau di TPI yang lama dulu
masih pakai sistem lelang mas, dimana hasil tangkap mereka dijual oleh nelayan
itu sendiri yang kemudian dijual oleh ibu-ibu di pasar-pasar. Soalnya waktu itu
penjual maupun pemborong jumlahnya belum sebanyak sekarang. Domisili nelayan
mayoritas berasal dari sini. Mereka rata-rata dari Dengok, Blimbing, dan
Brondong sendiri..” (dokumentasi wawancara, 23 Mei 2023)”
Saudara Safri juga memberi
tanggapan terkait peran PPN Brondong pada masyarakat nelayan :
“..ada
yang bawa ikannya, dari pemborong-pemborong tersebut biasanya baru
didistribusikan ke pabrik, rumah makan dan ada juga yang dijual di pasar.
Sebelum PPN Brondong seperti ini pemasaran ikan hasil tangkapan di TPI yang
lama mas, jual belinya pakai sistem lelang disana. Kalau domisili asli itu
memang iya, nelayan sebagian besar dari masyarakat sini..”(dokumentasi
wawancara, 23 Mei 2023)”
Hal senada pula diterangkan oleh
saudara Helmi yang mengemukakan bila :
“..pemasaran
ikan dulu bertempat di TPI yang lama, tapi disini gak sebagus dan seprofesional
sekarang. Mayoritas nelayan hampir semua asli sini, dari masyarakat kecamatan
Paciran dan Brondong sendiri..”(dokumentasi wawancara, 23 Mei 2023)”
Dan sesuai data pada laporan
tahunan 2022, PPN Brondong menjadi sentra kegiatan perikanan hulu sampai hilir
di wilayah pantai utara kabupaten Lamongan dengan menyerap banyak jumlah tenaga
kerja. Situasi ini dibuktikan dengan adanya data berikut :
Tabel 4.11 Penyerapan Tenaga Kerja
Kategori |
Tenaga Kerja (Orang) |
+/- (%) |
|
2021 |
2022 |
||
Nelayan |
11.282 |
9.698 |
-
14,06 |
Non
Nelayan |
3.246 |
3.095 |
-
4,65 |
a.
Bakul kecil |
147 |
130 |
|
b.
Pegawai |
260 |
272 |
|
c.
Penjual/agen |
60 |
118 |
|
d.
Tukang becak |
250 |
260 |
|
e.
Tenaga sortir |
2300 |
1540 |
|
f.
Kuli pikul |
- |
432 |
|
g.
Tenaga kerja lain (tenaga bongkar dari palkah,
tenaga fillet, karyawan toko dan warung dan tenaga buruh agen) |
229 |
343 |
|
Total |
14.528 |
12.793 |
-11,94 |
Sumber: Data Laporan Tahunan 2022 PPN
Brondong
Adapun jumlah dari tenaga kerja yang
ada pada Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong (PPNB) cenderung naik turun,
akan tetapi rata-rata fluktuasinya tidak begitu menonjol setiap tahunnya.
Kenaikan jumlah tenaga kerja didorong pada tenaga kerja non nelayan, karena
bisa dibilang pada saat meningkatnya jumlah hasil tangkapan dan produksi ikan
membuat faktor pelesapan tenaga kerja seperti pada tukang becak, tukang pikul,
tenaga sortir, hingga tenaga kerja lain. Sedangkan pada nelayan cenderung naik
turun, karena memang ada beberapa faktor yang menjadi penyebab seperti; faktor
usia, pengalaman, modal, hingga minat masyarakat sendiri.
Perihal ungkapan yang telah
disampaikan oleh para responden, dari sini peneliti dapat memberikan sebuah
kesimpulan atas pemamaparan yang telah dibeberkan, yakni dengan terus
mengoptimalkan kinerja PPN Brondong dalam segi pengelolaan fasilitas, pembinaan
nelayan, dan tentunya upaya-upaya terkait dampak positif yang lain bagi
masyarakat nelayan.
Tabel 4.12 Triangulasi Sumber Tujuan Penelitian Kedua
Tujuan
Penelitian |
Jawaban
Responden |
Pola |
|
Peran PPN Brondong Pada Sektor Ekonomi
Maritim di Kabupaten Lamongan |
Responden Utama 1 PPN Brondong sebagai pengelola pelabuhan
yang diamanahkan oleh Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap untuk mengelola fasilitas
dengan baik, yang nantinya dapat membantu para nelayan untuk lebih
profesional, efisien, dan berkembang serta sesuai tujuan dan visi misi PPN
Brondong |
Responden Utama 2 Fasilitas yang semakin memadai, lebih
diperhatikan oleh pemerintah , memperluas jangkauan pemasaran ikan, mendukung
perkembangan nelayan sekitar untuk lebih profesional. |
Peran PPN Brondong terhadap jalannya
perekonomian maritim diantara lain : ● fasilitas yang semakin memadai untuk
nelayan ● jangkauan pemasaran ikan yang semakin
luas ● mendukung perkembangan nelayan lebih
profesional ● Tempat Pelelangan Ikan yang semakin
memadai dan menunjang efektivitas kegiatan transaksi ikan hasil tangkapan
nelayan ● area bongkar ikan dan muat logistik
serta solar yang memadai. |
Responden Pendukung 1 Berdampak besar terutama pada pemasaran
ikan hasil tangkapan dimana lebih cepat dan efisien. |
Responden Pendukung 2 Jangkauan pemasaran yang luas membuat
penjualan ikan lebih efektif, selain itu adanya PPN sangat menguntungkan
nelayan setempat. |
Berikut ialah hasil dari triangulasi
sumber dari tujuan penelitian kedua yaitu Peran PPN Brondong Pada Sektor
Ekonomi Maritim di Kabupaten Lamongan. Dari proses penyelesaian masalah,
dihasilkan beberapa pola yang menyebutkan peran PPN Brondong terhadap jalannya
perekonomian maritim diantara lain adalah : fasilitas yang semakin memadai
untuk nelayan, jangkauan pemasaran ikan yang semakin luas, mendukung
perkembangan nelayan lebih profesional, tempat Pelelangan Ikan yang semakin
memadai dan menunjang efektivitas kegiatan transaksi ikan hasil tangkapan
nelayan, serta area bongkar ikan dan muat logistik serta solar yang memadai.
Tabel 4.13 Triangulasi Metode Tujuan Penelitian Kedua
Tujuan
Penelitian |
Metode
Penghimpun Data |
Pola |
|
Peran PPN Brondong Pada Sektor Ekonomi
Maritim di Kabupaten Lamongan |
Wawancara PPN Brondong berperan pada pengelolaan
fasilitas dan sumber daya alam laut yang berlandaskan visi misi Direktorat
Jenderal Perikanan Tangkap. Selain itu PPN Brondong juga memberi pengelolaan
fasilitas yang semakin memadai, lebih diperhatikan oleh pemerintah,
memperluas jangkauan pemasaran ikan, mengedukasi perkembangan nelayan sekitar untuk lebih profesional. |
Observasi Peran dan tugas PPN Brondong sebagai
pengelola fasilitas yang ada, ialah sebagai pelayan jasa, pemanfaatan lahan,
dan fasilitas usaha. Kemudian juga sebagai pelaksana pelayanan penerbitan
surat tanda bukti lapor kedatangan dan keberangkatan kapal perikanan serta
memfasilitasi penyuluhan, pengawasan dan pengendalian sumber daya ikan,
perkarantinaan ikan, publikasi hasil penelitian, pemantauan wilayah pesisir,
wisata bahari, pembinaan mutu, serta pengolahan, pemasaran, dan distribusi
hasil perikanan. |
● menjadi pengelola fasilitas dan sumber daya alam laut Brondong sesuai
arahan visi misi Direktorat Jenderal
Perikanan Tangkap yang dibawahi langsung oleh Kementrian Kelautan dan
perikanan. ● adanya PPN Brondong membuat kekuatan
ekonomi maritim semakin berkembang dan tentunya membuat penambahan nilai
(added value) yang signifikan. |
|
|
Berikut ialah hasil dari triangulasi
metode dari tujuan penelitian kedua yaitu Peran PPN Brondong Pada Sektor
Ekonomi Maritim di Kabupaten Lamongan. Dari proses penyelesaian masalah,
dihasilkan beberapa pola yang menyebutkan peran PPN Brondong terhadap jalannya
perekonomian maritim diantara lain adalah : menjadi pengelola fasilitas dan sumber daya alam laut Brondong sesuai
arahan visi misi Direktorat Jenderal
Perikanan Tangkap yang dibawahi langsung oleh Kementrian Kelautan dan
perikanan, serta adanya PPN Brondong membuat kekuatan ekonomi maritim semakin
berkembang dan tentunya membuat penambahan nilai (added value) yang signifikan.
Tabel 4.14 Triangulasi Teori Tujuan Penelitian Kedua
Tujuan
Penelitian |
Hasil Penelitian |
Teori Yang Mendukung |
Peran PPN Brondong Pada Sektor Ekonomi
Maritim di Kabupaten Lamongan |
● fasilitas-fasilitas yang semakin
memadai untuk nelayan ● berefek pada jangkauan pemasaran ikan
yang semakin luas ● mendukung perkembangannelayan guna
lebih profesional ● lokasi Tempat Pelelangan Ikan yang
semakin memadai dan menunjang efektivitas kegiatan transaksi ikan hasil
tangkapan nelayan ● area bongkar ikan dan muat logistik
serta solar yang memadai |
Menurut Suherman et al., (2009), PPN
Brondong memainkan peran strategis dalam pembangunan perikanan dan kelautan,
yaitu sebagai pusat atau pusat kegiatan memancing di laut, khususnya di
daerah ini Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. PPN Brondong selain menjadi jembatan nelayan serta pengeksploitasi
hasil lautan, baik pengeksploitasi secara langsung maupun tidak langsung
misalnya: pedagang, pengolah, restoran
dan lain-lain, ada juga tempat
interaksi kepentingan yang berbeda dari masyarakat pantai yang berada dekat
PPN Brondong. |
Berikut ialah hasil dari triangulasi
teori dari tujuan penelitian kedua yaitu Peran PPN Brondong Pada Sektor Ekonomi
Maritim di Kabupaten Lamongan. Dari proses penyelesaian masalah, dihasilkan
asumsi yang selaras dengan permasalahan pada penelitian ini yaitu : Menurut
Suherman et al., (2009), PPN Brondong memainkan peran strategis dalam
pembangunan perikanan dan kelautan, yaitu sebagai pusat atau pusat kegiatan
memancing di laut, khususnya di daerah ini Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. PPN
Brondong selain menjadi jembatan nelayan
serta pengeksploitasi hasil lautan, baik pengeksploitasi secara langsung maupun
tidak langsung misalnya: pedagang, pengolah,
restoran dan lain-lain, ada juga tempat
interaksi kepentingan yang berbeda dari masyarakat pantai yang berada dekat PPN
Brondong.
4.4
Potensi dan Realisasi Ekonomi Maritim
Dari PPN Brondong Terhadap Ekonomi
Maritim di Kabupaten Lamongan
a. Potensi PPN Brondong
Pada saat ini peneliti melaksanakan
kegiatan pengamatan langsung di lapangan serta wawancara guna melakukan
interogasi mengenai Potensi dan realisasi ekonomi maritim dari PPN Brondong
terhadap ekonomi maritim di Kabupaten Lamongan. Peneliti bertanya perihal
potensi yang dirasakan oleh para nelayan dari PPN Brondong, bapak Fanani selaku
responden utama mengatakan :
“..potensi
PPN Brondong sendiri terbilang besar bagi masyarakat, khususnya bagi para
nelayan itu sendiri. Potensi yang dirasakan nelayan banyak sekali ya mulai dari
pengelolaan sumber daya ikan, pendanaan usaha perikana tangkap, dan banyak
lagi..”(dokumentasi wawancara, 5 Juni 2023)”
Hasil wawancara tersebut juga
didukung melalui penjelasan saudara Irwan selaku responden utama kedua terkait
potensi ekonomi maritim PPN Brondong :
“..untuk
potensi nya sih buanyak mas, dari dulu laut Brondong sudah memberi kehidupan
bagi kami masyarakat pesisir. Mulai dari hasil tangkapan yang menjadi makanan
sehari-hari hingga ladang penghasilan untuk kebutuhan hidup, terlebih adanya
PPN Brondong yang semakin membuat warga sini khususnya para nelayan dapat lebih
profesional dan bisa mengoptimalkan hasil melaut..”( dokumentasi wawancara, 5
Juni 2023)”
Selanjutnya saudara Safri sebagai
responden pendukung mengatakan :
“..pelabuhan
ini sudah membantu nelayan dalam banyak hal mas, dari segi fasilitas untuk
kapal, bongkar muat, TPI, penyerapan tenaga kerja, hingga pembinaan SDM nelayan
juga. Potensi yang dapat dilihat untuk saat ini ya perekonomian yang saling
berkaitan ini, tiap tahun semakin banyak pedagang, agen distribusi, bahkan
investor..”(dokumentasi wawancara, 5 Juni 2023)”
Dan saudara Helmi sebagai responden
pendukung kedua mengatakan :
“..kalo
masalah potensi sih ya besar mungkin ya mas, potensi PPN Brondong juga semakin
berkembang setiap tahunnya. Kalo saya amati banyak perkembangan-perkembangan
yang berdampak terutama bagi pelaku ekonomi disini, bagi nelayan juga dari segi
pengembangan fasilitas sangat membantu
dan memudahkan kami. Banyak kebijakan yang mendukung kami para nelayan,
pedagang, dan pelaku usaha lainnya..”(dokumentasi wawancara, 5 Juni 2023)”
Mengenai potensi ekonomi maritim
yang dimiliki oleh PPN Brondong dapat diterka bila terus meningkat setiap
tahunnya, hal ini juga dikuatkan melalui data dari laporan tahunan yang
menyebutkan bahwa Pada tahun 2022 target jumlah produksi perikanan tangkap di
PPN Brondong sebesar 4000 ton per bulan dengan tingkat capaian 56.225 ton per
tahun atau 4.685 ton per bulan atau 117,14%. Apabila dibandingkan dengan tahun
2021 terjadi kenaikan produksi perikanan tangkap sebesar 1.334 ton atau 2,39%.
Kenaikan produksi perikanan tangkap pada tahun 2022 disebabkan karena
terjadinya angin baratan yang cukup singkat yaitu bulan Januari – Februari
sehingga mempengaruhi aktivitas penangkapan ikan.
b. Perwujudan ekonomi maritim
Saat ini, realisasi ekonomi maritim
sendiri dapat dikelompokkan menjadi beberapa bagian. Pada hal ini mengerucut
pada fenomena yang terjadi di studi kasus PPN Brondong dan sekitarnya. Dengan
adanya pengelolaan yang tepat dari pihak PPN Brondong yang mendasar dari visi
misi Kementerian Kelautan dan Perikanan yang dibawah arahan Direktorat Jenderal
Perikanan Tangkap, nantinya dapat diupayakan sebuah rantai ekonomi maritim yang
berkelanjutan. Karena visi misi saat ini menunjang dan mendorong penuh jalannya
ekonomi masyarakat pesisir yang terutama berkaitan dengan PPN Brondong sendiri.
Perihal tersebut, peneliti bertanya
pada dua responden utama dan dua responden pendukung mengenai perwujudan atau
realisasi ekonomi maritim di PPN Brondong. Diawali oleh Bapak Fanni, beliau
mengungkapkan bila :
“..adanya
PPN Brondong selain menjadi pengelola fasilitas disini, ya juga membantu
menumbuhkan para pelaku-pelaku usaha perikanan tangkap, sekarang disini
kios-kios dan pedagang semakin banyak di tiap tahunnya. Belum lagi beberapa
investor yang mau menginvestasikan dananya di PPN Brondong, karena ya bisa
dibilang penambahan nilai cukup besar disini..”(dokumentasi wawancara, 5 Juni
2023)”
Perihal
senada pun diungkapkan oleh saudara Irwan yang mengutarakan
:
“..adanya
pelabuhan tersebut juga berdampak buat pelaku-pelaku usaha setempat mas, ini
juga dibuktikan semakin maraknya penjual ikan skala kecil dan skala besar,
kemudian warung dan rumah makan yang memakai ikan-ikan dari lautan, sampai
sangat banyaknya pelayanan jasa seperti kuli/buruh, tukang sortir dan tukang
becak yang ada..”(dokumentasi wawancara, 5 Juni 2023)”
Kemudian
saudara Safri yang bekerja sebagai nelayan juga turut menambahkan :
“..paling
besar dampaknya buat nelayan, penjual, kuli pikul, tukang sortir ikan sama
mungkin tukang becak disini. Ini sih yang paling membuat jalannya perekonomian
disini berjalan stabil, karena sebagian besar masyarakat disini menggantungkan
hidupnya dari hasil laut mas..”(dokumentasi wawancara, 5 Juni 2023)”
Selanjutnya saudara Helmi
yang bekerja sebagai nelayan juga
menegaskan bahwa :
“..wujud
perekonomian disini banyak mas berupa layanan barang dan jasa. Terlebih disini
didominasi sama nelayan, penyortir ikan, pedagang/agen dan kuli. Adanya PPN
Brondong juga membuat banyak terciptanya peluang kerja disini dan pastinya
membuat ekonomi masyarakat setempat lebih terjamin..”(dokumentasi wawancara, 5
Juni 2023)”
Hal ini juga dikuatkan dengan bukti
yang ada pada data laporan tahunan 2022 PPN Brondong yang menyebutkan bahwa
tercatat sebanyak 788 unit kapal perikanan yang beraktivitas dan berpangkalan
di PPN Brondong yang terdiri dari sebanyak 504 kapal dengan alat tangkap
cantrang, 223 kapal dengan alat tangkap pancing ulur, 36 kapal dengan alat
tangkap rawai, 2 kapal dengan alat tangkap purse seine, 2 kapal dengan alat
tangkap gillnet, dan 21 kapal pengangkut ikan. Dan dari indikator nilai
produksi ikan yang didaratkan, nilai produksi ikan dari luar, nilai es dari
luar, pendapatan warung kios, buruh sortir, kuli pikul, dan buruh fillet. Pada
tahun 2022, jumlah uang beredar di PPN Brondong mengalami kenaikan sebesar 9,2
% dibandingkan tahun 2021. Jumlah uang beredar dapat dilihat pada tabel berikut
:
Tabel 4.15 Jumlah Uang Beredar
No. |
Bulan |
Uang beredar |
+/- (% ) |
|
2021 |
2022 |
|||
1. |
Januari |
78.927.674.170 |
62.265.013.800 |
- 21,1 |
2. |
Februari |
58.285.412.000 |
85.702.499.550 |
+ 47,0 |
3. |
Maret |
99.376.703.970 |
116.614.295.590 |
+ 17,4 |
4. |
April |
99.059.422.450 |
120.470.642.387 |
+ 21,6 |
5. |
Mei |
56.395.154.324 |
64.051.068.500 |
+13,6 |
6. |
Juni |
115.805.848.780 |
96.666.459.000 |
- 16,5 |
7. |
Juli |
81.331.938.000 |
76.151.247.500 |
- 6,4 |
8. |
Agustus |
104.162.403.700 |
125.913.909.400 |
+ 20,9 |
9. |
September |
113.796.835.500 |
156.522.660.648 |
+ 37,5 |
10. |
Oktober |
127.396.240.000 |
157.838.065.837 |
+ 23,9 |
11. |
November |
121.659.260.585 |
127.041.522.000 |
+ 4,4 |
12. |
Desember |
96.167.407.390 |
126.382.189.250 |
+ 31,4 |
Total |
1.152.364.300.869 |
1.315.619.573.462 |
+ 9,2 |
Sumber: Data Laporan
Tahunan 2022 PPN Brondong
Pada tabel diatas menyebutkan bila
jumlah uang beredar mengalami peningkatan yang cukup signifikan, hal ini
dikarenakan adanya kenaikan pada nilai produksi ikan yang didaratkan, nilai
produksi ikan dari luar, nilai es dari luar, pendapatan warung kios, buruh sortir,
kuli pikul, dan buruh fillet. Dari indikator tersebut menyatakan bahwa
Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui pihak Unit Pelaksana Teknis
Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong telah menjadi penggerak roda ekonomi
maritim di wilayah pesisir Kabupaten Lamongan.
Dari beberapa jawaban
serta tabel diatas, dapat dikatakan bahwa perkembangan PPN Brondong sendiri
telah memberi banyak peluang tersendiri bagi masyarakat sekitar yang terdampak,
sekaligus menjadi tonggak perekonomian masyarakat pesisir yang berkelanjutan.
Dimana perkembangan ekonomi maritim disini terus perlahan meningkat guna
mewujudkan kehidupan masyarakat di kabupaten Lamongan sejahtera, terkhusus
masyarakat pesisir.
Tabel 4.16 Triangulasi Sumber Tujuan Penelitian Ketiga
Tujuan Penelitian |
Jawaban
Responden |
Pola |
|
Potensi dan Realisasi Ekonomi Maritim
Dari PPN Brondong Terhadap Ekonomi Maritim di Kabupaten Lamongan |
RU 1 Potensi yang dirasakan nelayan banyak
sekali. Mulai dari pengelolaan sumber daya ikan, pendanaan usaha perikana
tangkap. Adanya PPN Brondong selain menjadi
pengelola fasilitas disini, juga membantu menumbuhkan para pelaku-pelaku
usaha perikanan tangkap, kios-kios dan pedagang semakin banyak di tiap
tahunnya. Belum lagi beberapa investor yang mau menginvestasikan dananya di
PPN Brondong, karena bisa dibilang penambahan nilai cukup besar disini. |
RU 2 Mulai dari hasil tangkapan yang menjadi
makanan sehari-hari hingga ladang penghasilan untuk kebutuhan hidup, terlebih
adanya PPN Brondong yang semakin membuat warga sekitar khususnya para nelayan
dapat lebih profesional dan bisa mengoptimalkan hasil melaut. Adanya PPN Brondong juga berdampak buat
pelaku-pelaku usaha setempat, ini juga dibuktikan semakin maraknya penjual
ikan skala kecil dan skala besar, kemudian warung dan rumah makan yang
memakai ikan-ikan dari lautan, sampai sangat banyaknya pelayanan jasa seperti
kuli/buruh, tukang sortir dan tukang becak yang ada. |
● pengelolaan sumber daya ikan ● pendanaan usaha perikanan tangkap ● mengoptimalkan hasil tangkap ● menumbuhkan pelaku-pelaku usaha
perikanan tangkap ● menjadi daya tarik investor untuk
berinvestasi di PPN Brondong ● mengedukasi SDM nelayan untuk lebih
profesional ● pengoptimalan fasilitas bongkar muat
ikan dan TPI ● menyerap banyak tenaga kerja ● terciptanya perekonomian maritim yang
berkelanjutan |
RP 1 PPN Brondong sudah membantu nelayan
dalam banyak hal, dari segi fasilitas untuk kapal, bongkar muat, TPI,
penyerapan tenaga kerja, hingga pembinaan SDM nelayan juga. Potensi yang
dapat dilihat untuk saat ini perekonomian yang saling berkaitan, tiap tahun
semakin banyak pedagang, agen distribusi, bahkan investor. Paling besar dampaknya untuk nelayan,
penjual, kuli pikul, tukang sortir ikan dan tukang becak. Inilah yang membuat
jalannya perekonomian disini berjalan stabil, karena sebagian besar
masyarakat disini menggantungkan hidupnya dari hasil laut. |
RP 2 masalah potensi dapat dikatakan besar,
potensi PPN Brondong juga semakin berkembang setiap tahunnya. Kalo saya amati
banyak perkembangan-perkembangan yang berdampak terutama bagi pelaku ekonomi
disini, bagi nelayan juga dari segi pengembangan fasilitas sangat
membantu dan memudahkan kami. Banyak
kebijakan yang mendukung kami para nelayan, pedagang, dan pelaku usaha
lainnya. Wujud perekonomian disini cukup banyak,
berupa layanan barang dan jasa. Terlebih disini didominasi sama nelayan,
penyortir ikan, pedagang/agen dan kuli. Adanya PPN Brondong juga membuat
banyak terciptanya peluang kerja disini dan pastinya membuat ekonomi
masyarakat setempat lebih terjamin. |
Berikut ialah hasil dari triangulasi
sumber dari tujuan penelitian pertama yaitu Potensi dan Realisasi Ekonomi
Maritim Dari PPN Brondong Terhadap Ekonomi Maritim di Kabupaten Lamongan Dari
proses penyelesaian masalah, dihasilkan beberapa pola yang menjadi potensi dan
realisasi-nya diantara lain adalah : pengelolaan sumber daya ikan, pendanaan
usaha perikanan tangkap, mengoptimalkan hasil tangkap, menumbuhkan
pelaku-pelaku usaha perikanan tangkap menjadi daya tarik investor untuk
berinvestasi di PPN Brondong, mengedukasi SDM nelayan untuk lebih profesional,
pengoptimalan fasilitas bongkar muat ikan dan TPI, menyerap banyak tenaga
kerja, serta terciptanya perekonomian maritim yang berkelanjutan.
Tabel 4.17 Triangulasi Metode Tujuan Penelitian Ketiga
Tujuan
Penelitian |
Metode
Penghimpun Data |
Pola |
|
Potensi dan Realisasi Ekonomi Maritim
Dari PPN Brondong Terhadap Ekonomi Maritim di Kabupaten Lamongan |
Wawancara mulai dari pengelolaan sumber daya ikan,
pendanaan usaha perikanan tangkap dan
dari segi fasilitas untuk kapal, bongkar muat, TPI, penyerapan tenaga
kerja, hingga pembinaan SDM nelayan juga. Potensi yang dapat dilihat untuk
saat ini ya perekonomian yang saling berkaitan ini, tiap tahun semakin banyak
pedagang, agen distribusi, bahkan investor. Selain itu adanya PPN Brondong
juga berdampak buat pelaku usaha, paling besar dampaknya buat nelayan.
Kemudian juga penjual, kuli pikul, tukang sortir ikan dan tukang becak. |
Observasi Beberapa wujud ekonomi maritim dan
potensinya terbilang jumlahnya cukup besar. Jumlah nelayan, pedagang,
penyortir ikan, hingga kuli dan tukang-tukang yang ada di PPN Brondong juga
terus meningkat. Selain itu dari hasil pengamatan hasil tangkapan nelayan
juga kian bertambah naik semenjak tahun 2021 yang sempat mengalami fluktuasi,
hal ini juga yang membuat PPN Brondong sebagai pengelola memberi kememadaian
dan menambah fungsional fasilitas yang berupa TPI, ruang bongkar muat kapal,
hingga parkiran untuk kapal tambat. Dari perkembangan tersebut juga
mengundang investor dalam proses investasi guna mengembangkan PPN Brondong
secara optimal dan berkelanjutan. |
● pengelolaan sumber daya ikan ● pendanaan usaha perikanan tangkap ● pengelolaan fasilitas bongkar muat dan
TPI ● menarik investor untuk berinvestasi ● banyaknya lahan pekerjaan seperti
kuli, penyortir ikan, tukang becak ● berbagai layanan barang dan jasa |
Berikut ialah hasil dari triangulasi
metode dari tujuan penelitian pertama yaitu Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan
Nelayan PPN Brondong. Dari proses penyelesaian masalah, dihasilkan beberapa
pola yang menjadi potensi dan realisasi-nya diantara lain adalah : pengelolaan
sumber daya ikan, pendanaan usaha perikanan tangkap, pengelolaan fasilitas
bongkar muat dan TPI, menarik investor untuk berinvestasi, banyaknya lahan
pekerjaan seperti kuli, penyortir ikan, tukang becak, serta berbagai layanan
barang dan jasa
Tabel 4.18 Triangulasi Teori Tujuan Penelitian Ketiga
Tujuan
Penelitian |
Hasil Penelitian |
Teori Yang Mendukung |
Potensi dan Realisasi Ekonomi Maritim
Dari PPN Brondong Terhadap Ekonomi Maritim di Kabupaten Lamongan |
● perkembangan PPN Brondong yang semakin
menarik investor untuk berinvestasi ● memberi pendanaan usaha perikanan
tangkap bagi nelayan ● mengelola sumber daya ikan ● menguntungkan pedagang skala kecil dan
besar ● menciptakan banyak lowongan kerja |
Menurut Pardosi (2016), menyatakan bahwa
peluang dilihat dari sumber daya alam maritim, mengelola sumber daya alam di
area tepi laut beserta lautnya merupakan komponen penting yang wajib
dioptimalkan, dimana mayoritas esensi sumber daya biologi Indonesia berada di
laut dan tepi laut. Oleh karena itu, metode pengendalian yang efisien bisa
menanggung sumber daya biologi tersebut dalam bertahan hidup memperbedakan
kian melonjak meski tetap dieksplorasi secara terus menerus, maka dari itu
membentuk aset dasar pembentukan secara berkesinambungan. |
Berikut ialah hasil dari triangulasi teori dari tujuan
penelitian ketiga yaitu Potensi dan Realisasi Ekonomi Maritim Dari PPN Brondong
Terhadap Ekonomi Maritim di Kabupaten Lamongan. Dari proses penyelesaian
masalah, dihasilkan asumsi yang selaras dengan permasalahan pada penelitian ini
yaitu : Menurut Pardosi (2016), menyatakan bahwa peluang dilihat dari sumber
daya alam maritim, mengelola sumber daya alam di area tepi laut beserta lautnya
merupakan komponen penting yang wajib dioptimalkan, dimana mayoritas esensi
sumber daya biologi Indonesia berada di laut dan tepi laut. Oleh karena itu,
metode pengendalian yang efisien bisa menanggung sumber daya biologi tersebut
dalam bertahan hidup memperbedakan kian melonjak meski tetap dieksplorasi
secara terus menerus, maka dari itu membentuk aset dasar pembentukan secara
berkesinambungan.
4.5
Ringkasan Hasil dan Pembahasan
a. Faktor
Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan PPN Brondong
Berdasar dari hasil penelitian,
didapati bila pengaruh pendapatan nelayan ialah karena faktor alam, yakni saat
musim barat dan musim timur. Sedangkan faktor lain yang menjadi pengaruh ialah
faktor kerusakan pada mesin kapal serta pada alat tangkap. Hal inilah yang
selalu membuat terjadinya fluktuasi-nya pendapatan nelayan, karena faktor alam
memang tidak dapat dihindari dan dicegah sedangkan pada faktor kerusakan mesin
kapal dan alat dapat memungkinkan bila diantisipasi, karena sebagian besar
masalah ini diakibatkan kesalahan manusia (human error).
Saat musim barat nelayan libur
tidak melaut karena kondisi cuaca yang buruk di lautan (ombak besar dan angin),
meski ada beberapa nelayan yang tetap nekat melaut. Kemudian pada saat musim
timur, nelayan tetap berangkat melaut meski hasil tangkapan mengalami
penurunan. Sedangkan saat mengalami kerusakan mesin kapal dan alat tangkap,
nelayan ada yang memilih libur dan ada yang ikut nelayan lain melaut (nyimbat).
Meski begitu, faktor musim tidak
membuat nelayan putus asa begitu saja. Dari pembahasan tersebut, dianjurkan
nelayan untuk tidak memaksakan diri saat musim barat karena membahayakan
keselamatan serta lebih teliti dalam penggunaan alat tangkap dan perawatan
mesin kapal agar tidak terjadi kendala saat pergi melaut.
Selanjutnya ialah masalah
operasional. Operasional sendiri merupakan komponen penting untuk keperluan
melaut. Dimana didalamnya terdapat bahan bakar, kebutuhan logistik, es batu,
dan lain-lain. Setiap sebelum berangkat untuk melaut, para nelayan sudah
mencukupi masalah operasional. Hal ini
bertujuan untuk bekal nelayan saat di lautan dengan segala kebutuhan yang
diperlukan. Terlebih mengingat jumlah nominal yang dikeluarkan dalam sekali
melaut pun tidak main-main untuk ukuran nelayan dalam kasus PPN Brondong dalam
sekali melaut mencapai kisaran 70 – 80 juta rupiah di kapal yang ukuran
standar.
Adapun menurut bahasan tersebut,
pada kasus nelayan PPN Brondong dimana biaya operasional tidak terlalu menjadi
kendala karena jumlah hasil tangkapan dan produksi perikanannya cenderung
meningkat pesat setiap tahunnya. Namun pihak nelayan mengalami penurunan
pendapatan saat terjadi musim barat karena sebagian besar tidak melaut, dan
yang pergi melaut dipastikan mengalami kerugian karena menurunnya hasil
tangkapan karena faktor cuaca/iklim.
b. Peran
PPN Brondong Pada Sektor Ekonomi Maritim di Kabupaten Lamongan
Dalam membangun sebuah sistem
ekonomi biru (blue economy) dengan mengedepankan kesimbangan antara
aspek ekonomi melalui pemanfaatan sumber daya ikan dengan aspek ekologi melalui
keberlanjutan atau kelestarian lingkungan. PPN Brondong sebagai UPT dari
Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap mempunyai peran yang besar terhadap
penguatan sektor ekonomi maritim. PPN Brondong juga menjadi penggerak
perekonomian maritim pesisir salah satunya dengan memberi fungsi pengusahaan
yang berupa pelayanan jasa dan pelayanan sewa. Gunanya ialah untuk memudahkan
pekerjaan para pelaku ekonomi di sekitarnya dan mempertahankan mutu kualitas
hasil tangkap agar nantinya dapat bernilai tinggi.
. Diantara banyaknya peran terhadap
ekonomi maritim, berikut merupakan sedikit dari banyaknya peran yang telah
diberikan. Pelayanan jasa terdiri dari jasa pas masuk, jasa tambat, jasa
kebersihan kolam pelabuhan, jasa listrik, jasa air, jasa bengkel dan jasa
penumpukan barang. Pelayanan sewa meliputi sewa bangunan, sewa lahan, dan sewa cold
storage.
Dari bahasan tersebut menyebutkan
bila peranan PPN Brondong memberi banyak dampak pada perekonomian. Diantaranya
memudahkan pekerjaan nelayan, membantu menjaga kualitas hasil tangkapan
nelayan, dan menciptakan banyak lapangan kerja.
Selain pada sektor perekonomian,
besarnya peran PPN Brondong juga berdampak pada kehidupan masyarakat nelayan.
Diantaranya dari bidang pekerjaan, sarana transaksi barang dan jasa, dan
bermacam pelayanan lain. Dari bahasan tersebut menyebutkan bila peranan PPN
Brondong memberi banyak dampak, namun diperlukan lagi pelebaran lokasi bongkar
muat agar nantinya dapat menampung lebih banyak kapal yang akan melakukan
pekerjaan bongkar muat.
c. Potensi
dan Realisasi Ekonomi Maritim Dari PPN Brondong Terhadap Ekonomi Maritim di
Kabupaten Lamongan
Potensi PPN Brondong sendiri
terbilang besar bagi masyarakat, khususnya bagi para nelayan itu sendiri.
Potensi yang dirasakan nelayan seperti pengelolaan sumber daya ikan, pendanaan
usaha perikanan tangkap. Adanya PPN Brondong juga membantu menumbuhkan para
pelaku-pelaku usaha perikanan tangkap, kios-kios dan pedagang semakin banyak di
tiap tahunnya. Apalagi di PPN Brondong sendiri potensi penambahan nilai
terbilang cukup besar, sehingga membuat beberapa investor akan menginvestasikan
uangnya di PPN Brondong, yang tentunya semakin membuat lebih berkembang dari
sebelumnya.
Adapun hasil dari bahasan berikut
menerangkan bila potensi dari PPN Brondong terhadap ekonom maritim sangatlah
besar. Oleh karena itu perlunya pengawasan dan pengelolaan lebih lanjut dalam
memberdayakan sumber daya alam-nya, guna dapat terciptanya ekonomi biru (blue
economy) yang berkesinambungan.
Wujud atau realisasi ekonomi
maritim sendiri digolongkan menjadi banyak bagian, namun pada hal ini
mengerucut pada fenomena yang terjadi di studi kasus PPN Brondong dan
sekitarnya dimana ada nelayan, pedagang, tukang sortir ikan, kuli panggul,
tukang becak, bakul kecil, karyawan toko, dan pelayanan jasa dan tenaga kerja
lain yang menjadi instrumen perekonomian maritim di pesisir utara kabupaten
Lamongan. Selain itu di PPN Brondong terdapat fasilitas-fasilitas yang
menunjang aktivitas perekonomian seperti TPI, kios dan pertokoan, warung, dan
lain-lain. Terlebih dengan adanya pengelolaan yang tepat dari pihak PPN
Brondong yang mendasar dari visi misi Kementerian Kelautan dan Perikanan yang
dibawah arahan Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, nantinya dapat diupayakan
sebuah rantai ekonomi maritim yang berkelanjutan.
Berbagai wujud dari eksistensi
perekonomian maritim telah memberi banyak peningkatan dalam hal penambahan
nilai (added value), produktivitas, serta lapangan pekerjaan bagi
masyarakat. Hal ini membuat perlahan-lahan wilayah pesisir juga punya hak dan
kewajiban dalam kontribusi terhadap peningkatan ekonomi maritim.
Komentar